Kamis, 07 Juni 2012

IDENTIFIKASI SPESIES LALAT BUAH PADA BUAH YANG DI PERDAGANGKAN DI PASAR BERTAIS KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM DAN UPAYA PEMBUATAN BAHAN AJAR PADA MATA KULIAH EKOLOGI HEWAN TAHUN 2011

SKRIPSI

IDENTIFIKASI SPESIES LALAT BUAH  PADA BUAH YANG DI PERDAGANGKAN DI PASAR BERTAIS KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM DAN UPAYA PEMBUATAN BAHAN AJAR PADA MATA KULIAH EKOLOGI HEWAN
TAHUN 2011



SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Sarjana (S1) Pendidikan Biologi

OLEH:

FAEDUL KHOBIR
07.211.098

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MATARAM
2011


MOTTO DAN PERSEMBAHAN


MOTTO :
Aku hanya manusia, tapi aku masih manusia;Aku tidak dapat mengerjakan segalanya; tapi aku masih mampu berbuat sesuatu; Dan karena aku tidak mampu mengerjakan semuanya, aku tidak akan menolak untuk mengerjakan sesuatu yang mampu kulakukan.

PERSEMBAHAN :
KUPERSEMBAHKAN KARYA SEDERHANA INI UNTUK:
*        Keluarga Tercinta: Ibu, Bapak, Kak One, Kak Lao, Kak Nila, Kak Ami, Kak Pah, Kak Azwar, tak lupa keponakanku semuanya.
Kehangatan dan dukungan keluarga adalah kunci utama,
pemacu semangatku untuk terus berkarya,
mengerti hidup dan kehidupan.
*        Teman-teman senasib seperjuangan (pokoknya kelas C OK’s banget, terutama sohibku nyoman, izal, ikang, suma, henky, cidot, nia, yanti,iin  yang selalu bersama mengukir kenangan dengan hari-hari suka dan dukaku), teman-teman kenalanku vya, erlin, cus nian yang selalu ada disaat aku membutuhkan bantuan, teman PPL (terutama emy dan evy yang telah menemani dan membantuku).


 



YAYASAN PEMBINA IKIP MATARAM
IKIP MATARAM
JLN. PEMUDA 59A MATARAM



HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI


Skripsi yang disusun oleh       :
Nama Mahasiswa                    : Faedul Khobir
NIM                                        : 07.211. 098
Jurusan                                    : Pendidikan Biologi
Program Studi                         : S1
Angkatan                                : 2007
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.


Mataram,..................................
 




YAYASAN PEMBINA IKIP MATARAM
IKIP MATARAM
JLN. PEMUDA 59A MATARAM



HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi Dengan Judul : Identifikasi Spesies Lalat Buah  pada Buah yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Kota Mataram dan Upaya Pembuatan Bahan Ajar pada Mata Kuliah Ekologi Hewan Tahun 2011, telah disetujui oleh dewan penguji skripsi sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, pada jurusan Pendidikan Biologi.




KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Proposal penelitian yang berjudul Identifikasi Spesies Lalat Buah  pada Buah yang Diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Kota Mataram dan Upaya Pembuatan Bahan Ajar pada Mata Kuliah Ekologi Hewan Tahun 2011.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dan bimbingannya dalam penulisan proposal penelitian ini, yaitu yang terhormat :
1.      Bapak Drs. Sumarjan, M.Si., selaku Dekan FPMIPA IKIP MATARAM atas arahan dan bimbingannya
2.      Bapak Iwan Dody D, S.Si, M.Si., selaku Ketua Jurusan Biologi yang telah memberikan arahan dan bimbingannya selama ini.
3.      Bapak Ir. Hery Haryanto, M.Si., sebagai Pembimbing I atas arahan dan bimbingannya.
4.      Bapak Laras Firdaus, S.Pd., selaku Pembimbing II atas arahan dan bimbingannya.
5.      Bapak Agus Muliadi, S.Pd, M.Pd., selaku dosen penetral atas arahan dan bimbingannya.
6.      Semua pegawai yang ada di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang telah membantu dan memberi arahan selama melakukan penelitian.
7.      Kedua Orang Tua saya yang selalu memberikan Do’a, motivasi dan Semangat yang tiada hentinya buat saya.
8.      Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penyelesaian Skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik serta saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan Skripsi ini.
Mataram, September 2011
     

Penulis
( FAEDUL KHOBIR)
NIM: 07.211.098


YAYASAN PEMBINA IKIP MATARAM
IKIP MATARAM
JLN. PEMUDA 59A MATARAM



HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN




Yang bertanda tangan dibawah ini, saya Faedul Khobir menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan dipergunakan untuk menyelesaikan  program Sarjana Pendidikan (S.Pd) di IKIP Mataram dan belum pernah dipergunakan untuk program lain di lembaga manapun juga. Hasil karya orang lain yang saya kutip di dalamnya telah didokumentasikan sebagaimana mestinya pada bagian daftar pustaka.





Mataram, …………………..





( FAEDUL KHOBIR)
NIM: 07.211.098


IDENTIFIKASI SPESIES LALAT BUAH  PADA BUAH YANG DI PERDAGANGKAN DI PASAR BERTAIS KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM DAN UPAYA PEMBUATAN BAHAN AJAR PADA MATA KULIAH EKOLOGI HEWAN
TAHUN 2011

FAEDUL KHOBIR

Abstrak

Buah-buahan yang sedianya dikonsumsi oleh manusia tidak semuanya dalam keadaan baik, karena beberapa buah menunjukkan ciri bercak-bercak hitam di permukaan kulitnya akibat dari kerusakan yang disebabkan oleh lalat buah. Penelitian mengenai kehadiran lalat buah pada buah yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya – Kota Mataram 2011 telah dilakukan dengan menggunakan metode Deskriptif dengan teknik survey pada tanggal 12 juni – 5 juli. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi spesies lalat buah yang ditemukan dan merusak buah yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Kota Mataram dan upaya pembuatan bahan ajar Tahun 2011. Hasil penelitian disimpulkan bahwa spesies lalat buah yang terdapat pada buah-buahan yang dipedagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun 2011 adalah Bactrocera carambolae, Bactrocera papayae dan Bactrocera umbrosa. Sedangkan jenis buah-buahan yang terserang ketiga jenis buah Tephritidae tersebut adalah nengka, mangga madu dan jambu biji.



Kata kunci : Buah yang terserang, Bactrocera spp, Pasar Bertais


ABSTRACT


FAEDUL KHOBIR : Identifying fruit fly of fruit which is sold in baretais market sandubaya mataram and making material of animal ecology in year 2011. (supervised by Hery Haryanto and Laras Firdaus).
The fruit whice is consumed by human being is not all good quality, because some fruits have black spotted in skin surface because of broken skin that caused by fruit fly. The some fruits that is broken bekause of fruit fly is dengerous for human health because sometimes there is fruit fly that has poison. This research aims to indentify fruit fly of fruit which is sold in baretais market sandubaya mataram city and making material ofanimal ecology in year 2011. The kind of this research is descriptive method by using survy technique from 12th june 5thth july. Based on the result ofsurvey, the species of fruit fly of fruit which is sold in baretais market sandubaya in year 2011 is bactrocera carambolae, bactrocera papayae, and bactrocera umbrosa, whereas the kind of fruits that sticken by tephritidae is jackfruit, honey mango, and guava.


Key word : fruit fly, business market, ecology





DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................               i
LOGO FAKULTAS..................................................................................              ii
MOTO DAN PERSEMBAHAN..............................................................               iii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................              iv
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................               v
KATA PENGANTAR..............................................................................              vi
HALAMAN  PERNYATAAN KEASLIAN...........................................             viii
ABSTRAK.................................................................................................               ix
ABSTRACT ..............................................................................................               x
DAFTAR ISI .............................................................................................               xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................              xiv
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................               xv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................             xvi
BAB I. PENDAHULUAN  
A.       Latar Belakang Masalah............................................................              1
B.       Rumusan Masalah.....................................................................              8
C.       Tujuan Penelitian.......................................................................              8
D.       Manfaat Penelitian....................................................................              8
E.        Lingkup Penelitian....................................................................               9
F.        Definisi Oprasional Judul..........................................................               9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A.       Deskripsi Teori..........................................................................              11
1.    Lalat Buah............................................................................               11
2.    Taxsonomi Lalat Buah ........................................................               12
3.    Morfologi Lalat Buah...........................................................              13
4.    Perkembangan Lalat Buah...................................................              14
5.    Ekologi Lalat Buah .............................................................               15
6.    Gejala Serangan Lalat Buah.................................................               17
7.    Identifikasi Jenis Kelamin....................................................              18
B.       Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................               19
C.       Kerangka Berpikir.....................................................................              20
BAB III. METODE PENELITIAN
A.       Jenis Penelitian..........................................................................              23
B.       Pendekatan Penelitian ..............................................................               23
C.       Tempat dan Waktu Penelitian...................................................              23
1.    Tempat Penelitian ................................................................               23
2.    Waktu Penelitian..................................................................              23
D.       Populasi Penelitian....................................................................              24
E.        Teknik Pengumpulan Data........................................................              24
F.        Instrumen Penelitian.................................................................               25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A.       Deskripsi Data...........................................................................               26
B.       Pembahasan...............................................................................               32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.       Kesimpulan...............................................................................               35
B.       Saran.........................................................................................               35
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................               36
LAMPIRAN ..............................................................................................               38




DAFTAR TABEL
Tabel                                                                                                                Halman
1.        Jenis buah-buahan yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan
Sandubaya Kota Mataram Tahun 201....................................................... ........ 27
2.        Jenis buah-buahan yang diteliti dan spesies lalat buah tephritidae yang
ditemukan pada buah yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan
Sandubaya Kota Mataram Tahun 2011..................................................... ........ 28

















DAFTAR GAMBAR

Gambar                                                                                                          Halaman
1.      Gambar tubuh lalat buah tephritidae yang ditemukan pada penelitian........        28
2.      Gambar Bagian sayap Bactrocera spp.........................................................        29
3.      Gambar Bagian skutum Bactrocera spp......................................................        29
4.      Gambar Bagian kosta sayap Bactrocera spp................................................        30
5.      Gambar/foto lalat buah tephritidae pada fase larva yang ditemukan
menyerang buah mangga .............................................................................        39
6.        Gambar/foto lalat buah tephritidae pada fase larva yang ditemukan
ditemukan pada buah yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan
Sandubaya menyerang buah jambu biji .......................................................        40
7.        Gambar/foto lalat buah tephritidae pada fase pupa.....................................        41
8.        Gambar/foto pada saat mengidentifikasi lalat buah Tephritidae di Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram. ........................................................        42
9.        Gambar/foto toples tempat meletakkan buah..............................................        43
10.    Gambar/foto gelas plastik tempat penaruhan pupa lalat buah......................        44







DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran                                                                                                       Halaman
1.        Gambar/foto lalat buah tephritidae pada fase larva yang ditemukan
menyerang buah mangga..............................................................................        39
2.        Gambar/foto lalat buah tephritidae pada fase larva yang ditemukan
ditemukan pada buah yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan
Sandubaya menyerang buah jambu biji........................................................        40
3.        Gambar/foto lalat buah tephritidae pada fase pupa.....................................        41
4.        Gambar/foto pada saat mengidentifikasi lalat buah Tephritidae di Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram. ........................................................        42
5.        Gambar/foto toples tempat meletakkan buah..............................................        43
6.        Gambar/foto gelas plastik tempat penaruhan pupa lalat buah......................        44











BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Buah-buahan dan sayuran merupakan sumber makanan penting dan baik untuk kesehatan yang mengandung sekitar 94% vitamin C, vitamin A 20%, zat besi 19%, riboflavin 7%, protein, karbohidrat, fosfor, air dan lemak. Selain itu juga merupakan sumber serat yang penting bagi tubuh dalam proses metabolisme (Yulistiono, 2009).
Tingginya harga buah dan sayuran impor memberikan peluang bagi buah-buahan dan sayuran lokal untuk bersaing di pasaran, namun karena kualitas buah dan sayuran yang masih rendah membuat peluang tersebut terhambat. Salah satu penyebab rendahnya kualitas buah dan sayuran lokal adalah adanya serangan hama lalat buah. Lalat buah merupakan salah satu hama yang sangat ganas pada tanaman hortikultura menjadi sasaran serangannya. Pada populasi tinggi, intensitas serangannya dapat mencapai 100% (Anonim, 2002 dalam Yulistiono, 2009).
Upaya peningkatan produksi komunitas holtikultura terutama buah-buahan dan sayuran untuk menekan impor dan meningkatkan ekspor Indonesia, khususnya NTB mengalami kendala. Salah satu kendala dalam meningkatkan produksi dan mutu adalah adanya serangan lalat buah, terutama pada daerah lahan kering. Lebih kurang 75% dari tanaman buah dan sayuran di lahan kering diserang oleh hama lalat buah. Pada populasi tinggi intensitas serangannya dapat mencapai 100% atau gagal panen. Beberapa laporan menunjukkan bahwa intensitas serangan lalat buah di lahan kering terus meningkat, baik fluktuasi maupun populasi juga terus naik (Yulistiono, 2009).
Indonesia merupakan negara tropik yang kaya akan jenis atau ragam jenis buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan mudahnya berbagai jenis buah-buahan tumbuh kembang, sehingga dalam keadaan perekonomian yang sulit sebagai akibat krisis moneter yang berkepanjangan, maka sektor agribisnis merupakan andalan. Komoditas buah-buahan, trutama buah impor, harganya meningkat tajam. Hal ini membuka peluang bagi buah-buahan lokal untuk mampu bersaing, namun kualitas buah-buahan lokal seringkali masih jauh di bawah kualitas buah-buahan impor. Oleh karena itu perlu usaha untuk memperbaikinya. Serangan hama merupakan salah satu penyebab rendahnya kualitas buah-buahan lokal. Serangan hama lalat buah sampai saat ini sangat mengganggu petani atau pengusaha buah-buahan. Bertelurnya lalat buah dalam buah dan larva yang menetas dari telur tersebut akan merusak daging buah, sehingga buah menjadi busuk dan gugur (Anonim, 2004).
Buah-buahan dari berbagai jenis yang dibudidayakan di Indonesia sekitar 75% telah terserang oleh lalat buah (Sutrisno, 1990 dalam Widarto, 1996). Kerugian kuantitatif yang diakibatkan berkurangnya produksi buah, karena buah yang cacat berupa : bercak, busuk, berlubang, berbelatung kurang diminati konsumen. Hal inilah yang dapat menurunkan daya saing komoditas holtikultura dipasar global, bahkan ekspor buah mangga Indonesia pernah ditolak negara tujuan karena mengandung larva dari hama lalat buah yang merusak daging buah menjadi busuk. Konsumen sering kecewa karena buah yang dibelinya berbelatung atau busuk.
Banyak jenis tanaman buah-buahan di Indonesia terserang oleh lalat buah dari keluarga atau famili Tephritidae (ordo diptera ). Dari 500 genus lalat buah yang tergolong famili tephritidae, lalat buah bractrocera (Dacus) merupakan hama yang merusak buah-buahan di Indonesia (Widarto, 1996). Diantara spesies-spesies Bactrocera, Bactrocera cucurbitae (Coqoillett) dan Bactrocera dorsalis kompelks (Drew & Hancock) merupakan spesies lalat buah yang paling berperan dalam menurunkan nilai ekonomi buah-buahan (Subahar, 1996 dalam Anonim, 2004).
Lalat buah merupakan hama yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran seperti mangga, jambu biji, belimbing, melon, nangka, jambu air, tomat, cabai merah, dan pare. Hama ini terdapat hampir di seluruh kawasan Asia-Pasifik dan diketahui dapat menyerang lebih dari 26  jenis buah-buahan dan sayuran. Kerugian akibat serangan lalat buah cukup besar. Akibat serangan hama ini menyebabkan rendahnya produksi dan mutu buah. Hama ini juga dapat menjadi penghambat perdagangan  antar Negara, karena apabila pada komoditas ekspor suatu produk terdapat telur lalat buah, maka produk tersebut akan ditolak. Hal ini pernah terjadi terhadap Indonesia pada komoditas paprika yang akan diekspor ke Taiwan (Kusnaedi 1999).
Berdasarkan kegiatan monotoring lalat buah yang telah dilakukan oleh Badan Karantina Pertanian sejak 1979/1980 menunjukkan bahwa telah ditemukan 66 spesies lalat buah yang terdapat di Indonesia dan hasil surveilans yang telah dilaksanakan di Pulau Jawa dan Kalimantan melalui kerjasama dengan ACIAR (Australian Centere for International Agriculture Research), ditemukan 26 spesies lalat buah. Dari 26 spesies tersebut, 7 diantaranya adalah Bactrocera spp. Yang bersifat hama dan dikenal sangat merusak dengan sasaran utamanya antara lain belimbing, jambu air, jambu biji (jambu bangkok), mangga, nangka, semangka, melon, dan cabai (Anonim, 2006 dalam Yulistiono, 2009). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra pada tahun 1982, menunjukkan bahwa terdapat 77 spesies lalat buah dari Genus Bactrocera yang tersebar di seluruh Indonesia, yaitu di Pulau Sumatra, jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Irian yang menyerang berbagai jenis sayuran dan buah-buahan (Putra, 1997 dalam Yulistiono, 2009).
Informasi dari Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura NTB (2008), diketahui luas serangan lalat buah selama lima tahun terakhir (2003-2007) adalah seluas 24,35 Ha untuk tanaman sayuran dan sebanyak 345 phn/rpn untuk tanaman buah-buahan dengan intensitas serangan dari ringan sampai dengan berat (Anonim, 2008 dalam Yulistiono, 2009).
Larva yang menetas dari telur tersebut akan merusak daging buah, sehingga buah menjadi busuk dan gugur. Konsumen sering kecewa karena buah mangga yang dibelinya mengandung belatung atau busuk. Hal ini dapat menurunkan daya saing komoditas hortikultura Indonesia di pasar global bahkan ekspor buah mangga indonesia pernah ditolak negara tujuan dengan alasan mengandung lalat buah. Sebaliknya, Indonesia juga berupaya untuk melindungi pertanaman hortikultura dengan mencegah masuknya lalat buah dari luar negeri melalui Perantara Mentri Pertanian Nomor 37 Tahun 2006 tentang persyaratan Teknis dan Tindakan Karantina Tumbuhan untuk Pemasukan Buah-Buahan dan atau sayuran segar ke dalam Wilayah Ripublik Indonesia (Suputa dkk, 2006a).
Beberapa cara pengendalian lalat buah yang dapat diterapkan dan dipadukan satu dengan yang lainnya adalah : (1) pencegahan terhadap serangan lalat buah, (2) sanitasi kebun, (3) penggunaan perangkap dan atraktan, (4) pemanfaatan musuh alam (pengendalian secara biologis), (5) penggunaan tanaman perangkap, (6) teknik serangga mandul, (7) eradikasi, (8) fisik mekanis (Suputa dkk, 2006b).
1.    Pencegahan terhadap serangan lalat buah
Pencegahan terhadap serangan lalat buah dapat dilakukan dengan cara :
a.    Peraturan karantina
b.    Pengerodongan
c.    Pengasapan
2.    Sanitasi kebun
Sanitasi kebun bertujuan untuk memutus atau mengganggu daur hidup lalat buah, sehingga perkembangan lalat buah dapat ditekan.
3.    Penggunaan perangkap dan atraktan
4.    Pemanfaatan musuh alami
Pemanfaatan musuh alami atau agens hayati menggunakan parasitoid maupun predator, untuk mengendalikan atau menekan populasi lalat buah.
5.    Penggunaan tanaman perangkap
Tanaman yang memiliki nilai ekonomi lebih rendah dapat digunakan sebagai tanaman perangkap, sehingga dapat memperkecil intensitas serangan lalat buah.


6.    Penggunaan teknik serangga mandul
Prinsip kerja Teknik Serangan Mandul (TSM) dalam mengendalikan lalat buah mandul di kebun agar bersaing kawin dengan lalat buah normal. Hanya perkawinana antara sesama lalat normal (fertil) saja yang menghasilkan keturunan, sedangkan antara jantan normal dan betina mandul atau sebaliknya tidak menghasilkan keturunan, sehingga akhirnya akan terjadi pengurangan jumlah keturunan.
7.    Penggunaan pestisida
a.       Penyemprotan (spraying)
b.      Pengabutan atau pengasapan (fogging)
c.       Pencampuran dengan zat penarik (atractan)
d.      Pencelupan (dipping)
e.       Fumigasi
8.    Eradikasi
Penggunaan atraktan serangga jantan dapat digunakan sebagai eradikasi bila perangkap yang berisikan campuran atraktan dan isektisida pada areal yang ditargetkan jumlahnya sangat banyak.
9.    Perlakuan pascapanen
Perlakuan pascapanen yang biasa dilakukan terhadap buah-buahan antara lain fumigasi, perlakuan dengan uap/udara panas, perlakuan dengan udara dingin, dicelupkan ke dalam kelarutan insektisida dan iradiasi.
Pengendalian lalat buah di Pulau Lombok dapat dilakukan dengan menyediakan informasi tentang spesies lalat buah dan inang lalat buah. Artayasa dkk (2000) telah berhasil mengidentifikasi spesies dan inang lalat buah pada sembilan belas spesies buah yang diperdagangkan di Pasar Baratais. Hasil identifikasinya adalah ditemukannya satu spesies lalat buah  yaitu Bactrocera cucurbitae Coquillett yang menyerang buah Paria (Pare) dan satu spesies lalat buah  lainnya adalah Bactrocera dorsalis Compleks yang ditemukan menyerang buah Mangga, Jambu biji, Tomat, Belimbing, Nangka, Cabe. Hasil penelitian tersebut perlu dilengkapi dengan penelitian dalam waktu yang berbeda karena sifat populasi itu yang dinamis, dipengaruhi oleh banyak faktor. Disamping itu hasil penelitian Artayasa dkk (2000) belum berhasil mengidentifikasi lalat buah pada tingkat spesies sehingga diperlukan adanya identifikasi lalat buah pada tingkat spesies dalam waktu dan kondisi yang berbeda.
Lalat buah famili Tephritidae merupakan serangga yang sangat merusak dan merugikan secara ekonomi pada produksi buah dan sayur segar. Perdagangan internasional telah menyatakan bahwa lalat buah merupakan ancaman utama sebagai hama kontaminan dan bersifat sebagai sepesies yang invasif (Suputa dkk, 2006a).
Globalisasi perbandingan buah dan sayur segar membuat negara kita harus sangat memperhatikan kesehatan tanaman dari serangan lalat buah. Telah banyak kasus penolakan ekspor komoditas buah dan sayur segar oleh suatu negara pengimpor yang dikarenakan adanya gejala serangan lalat buah. Deteksi hama lalat buah yang sangat merugikan secara ekonomis adalah sangat penting dalam pertanian holtikultura di masa depan (Suputa dkk, 2006a).
Lalat buah famili Tephritidae dibagi menjadi empat subfamili yaitu Tephritinae, Trypetinae, Ceratitinae, dan Dacinae. Subfamili Tephritinae sebagian besar terdapat di daerah utara katulistiwa yang merupakan lalat yang menyerang dan membentuk gall pada bunga Asteraceae. Subfamili Trypetinae tersebar hampir di seluruh dunia yang menyerang pada buah, beberapa spesies sebagai pengorok daun pada tanaman bungan dan penggerek batang rumput. Subfamili Dacinae yang merupakan lalat buah yang ada pada daerah subtropik dan tropik dan berada di hutan hujan tropis sebagai penggerak buah. Subfamili Dacinae inilah yang menjadi hama utama pada komoditas holtikultura di Afrika, Asia Tenggara, dan Pasifik Selatan. Hingga saat ini lalat buah subfamili Dacinae tercatat 800 spesies (Suputa dkk, 2006).
B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah spesies lalat buah apa saja yang hadir dan merusak buah yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun 2011 ?
C.      Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi spesies lalat buah yang ditemukan dan merusak buah yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Kota Mataram dan upaya pembuatan bahan ajar Tahun 2011.
D.      Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan didapatkan dalam penelitian ini adalah diketahuinya jenis lalat buah yang hadir dan merusak buah yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Mataram Tahun 2011. Kota Mataram, akan dijadikan indikator untuk mencarikan jalan pemecahan untuk mempertahankan kualitas buah yang dikonsumsi oleh manusia.

E.       Lingkup Penelitian
Lingkup Penelitian bertujuan untuk membatasi penelitian yang akan dibahas dan untuk memperlancar proses pelaksanaan yang dilakukan, yaitu :
1.    Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah lalat buah yang berada di buah yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun 2011.
2.    Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah identifikasi spesies lalat buah  pada buah yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Kota Mataram dan upaya pembuatan bahan ajar pada mata kuliah ekologi hewan Tahun 2011.
3.    Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
F.       Definisi Operasional Judul
Hal-hal yang perlu dijelaskan tentang beberapa istilah-istilah penting dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Identifikasi
Identifikasi adalah proses pengenalan taksonimi biologi dengan cara membandingkan atau menyamakan dengan contoh yang ada sebelumnya.

2.    Spesies
Spesies merupakan unit terkecil dari klasifikasi organisme yang dapat melakukan perkawinan dengan sesamanya dan menghasilkan keturunan yang fertil.
3.    Lalat buah
Lalat buah merupakan hama yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran seperti mangga, jambu biji, belimbing, melon, nangka, jambu air, tomat, cabai merah, dan pare. Hama ini terdapat hampir di seluruh kawasan Asia-Pasifik dan diketahui dapat menyerang lebih dari 26  jenis buah-buahan dan sayuran. Akibat serangan hama ini menyebabkan rendahnya produksi dan mutu buah.











BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Deskripsi Teori
1.    Lalat Buah
Lalat buah merupakan salah satu hama yang sangat ganas pada tanaman hortikultura di Dunia. Pada populasi yang tinggi, intensitas serangannya dapat mencapai 100%. Oleh karena itu, hama ini telah menarik perhatian seluruh dunia untuk melaksanakan upaya pengendalian secara terprogram. Program pengendalian itu memerlukan waktu lebih dari lima tahun, bahkan puluhan tahun (Suputa dkk, 2006b).
Lalat buah merusak buah dengan cara memasukkan telur pada buah. Setelah 3 hari, larva akan menetas dan akan memakan daging buah sehingga buah menjadi busuk. Akibatnya buah jatuh dan tidak bisa dipanen. Bagian luar buah biasanya terlihat mulus, tetapi bagian dalamnya sudah busuk. Larva lalat buah berada dalam buah selam 23 sampai 16 hari kemudian meloncat ke tanah dan berubah menjadi pupa. Setelah 3 hari, pupa berubah menjadi imago yang siap kawin dan dapat meletakkan telur di buah yang segar lagi (Kusnaedi, 1999).
Penelitian yang dilakukan oleh para ahli menyimpulkan bahwa lalat buah  membutuhkan karbohidrat, asam amio, mineral dan vitamin. Karbohidrat dan air merupakan sumber energi bagi aktivitas hidup lalat buah. Sukrosa adalah salah satu bentuk karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh lalat buah  betina untuk menghasilkan telur. Asam askorbat dibutuhkan lalat buah  terutama dalam proses pergantian kulit. Apabila kebutuhan zat ini tidak terpenuhi dari pakannya, lalat buah akan mengalami kegagalan dalam pergantian kulit dan akhirnya mati. Lalat buah juga membutuhkan protein untuk memproduksi telur dan sperma. Pakan lalat buah dewasa diperoleh dari cairan manis buah-buahan, aksudat bunga, nektar, embun madu yang dikeluarkan oleh kutu homoptera dan kotoran burung. Serangga jantan dan betina dapat terbang jauh jika di dekatnya tidak terdapat makanan atau tempat meletakkan telurnya (Putra, 1997).
2.    Taxonomi Lalat Buah
Di indonesia pada saat ini di laporkan ada 66 spesies lalat buah, diantaranya yang dikenal sangat merusak adalah Bactrocera spp. Menurut Drew and Hancock (1994) dalam Yulistiono (2009), klasifikasi lalat buah adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Animalia
Phyllum           : Arthropoda
Kelas               : Insecta
Ordo                : Diptera
Famili             : Tephritidae
Genus             : Bactrocera
Spesies             : Bactrocera spp.
Panjang tubuh lalat buah dewasa adalah 3,5 – 5 mm, berwarna hitam kekuningan dan khusus pada bagian abdomen, kepala dan kaki berwarna coklat. Torak berwarna hitam, abdomen yang jantan berbentuk bundar, sementara abdomen yang betina dilengkapi dengan ovipositor yang berbentuk seperti pisau yang terletak pada ujung abdomen (Anonim, 1999).
Pada kondisi suhu 26oC dan kelembaban relatif 70% siklus hidupnya dari telur sampai dewasa membutuhkan waktu sekitar 22 hari. Telur membutuhkan satu sampai dua hari untuk menetas, sementara tahapan larva berakhir antara 6-9 hari, dan waktu pupasi lamanya sekitar 8 – 9 hari (Anonim, 1999). Menurut Putra (1997), pupa dari lalat buah jenis Bactrocera cucurbitae, Bactrocera dorsalis dan  Ceratitis capitata mempunyai perkembangan yang paling cepat pada tanah dengan kelembaban 90%. Pada suhu 25 – 27o C dan kelembaban relatif sebesar 7 – 90o C menjadi serangga dewasa yang matang seksualnya setelah 8 – 10 hari muncul dari pupa (Anonim, 1999).
3.    Morfologi Lalat Buah
Warna dadanya (thorax) kelabu, sedangkan perutnya (abdomen) berpita melintang dengan warna kuning, kepalanya berwarna coklat kemerahan, sayapnya transparan. Jika dibentangkan lebar sayap sekitar 5 – 7 mm panjang badannya 6 – 8 mm. Jika dilihat dari atas, warna perutnya (abdomen) coklat muda dengan pita coklat tua melintang. Telurnya putih, bentuknya memanjang dan runcing kedua ujungnya. Panjang telur 1,2 mm, sedangkan lebarnya 0,2 mm. larva yang muda berwarna putih. Namun, jika telah cukup dewasa, warna belatung menjadi kekuningan, panjangnya 1 cm (Pracaya, 1999).
Bagian depan tubuh larva meruncing lebih sempit dari pada bagian belakang tubuh yang membesar dan papak seperti terpotong (Putra, 1997). Panjang larva 1 mm setelah penetasan dan 7 – 8 mm ketika akan menjadi pupa. Larva berwarna putih atau mirip dengan warna daging buah. Larva terdiri dari tiga instar, larva yang telah berumur empat hari merupakan larva instar dua kemudian larva yang berumur 5 samapi 7 hari adalah larva instar tiga awal, tengah, dan akhir (Purcell et al., 1996). Larva yang berumur tua dapat meloncat dan jatuh ke tanah sampai kedalaman 2 sampai 7 cm untuk kemudian membentuk pupa (Anonim, 1999).
4.    Perkembangan Lalat Buah
Tentang perkembangannya dapat dikemukakan sebagai berikut :
a.    Telur yang terbawa dari luar pada material yang dimasukkan ke dalam gudang, akan menetas di dalam gudang, telur ini berwarna putih, berbentuk lonjong dengan bagian ujungnya agak meruncing. Ketika masih di lapangan biasanya telur-telur ini ditempatkan oleh induk lalat pada bagian buah yang telah dilukainya atau pada bagian yang telah ada celah atau lubang-lubang kecil.
b.    Biasanya beberapa hari saja produk-produk tanaman itu ada di dalam gudang (kalau di luar gudang biasanya sekitar 3 sampai 5 hari) terjadilah penetasan.
c.    Larva-larvanya akan masuk ke dalam jaringan buah, pengrusakan berlangsung dalam buah, mengakibatkan kehancuran dan pembusukan. Selama dalam buah, pada umumnya larva ini mengalami dua kali pergantian kulit.
d.   Menjelang masa berkepompong, ulat atau larva-larva itu keluar dari dalam buah, selanjutnya berlindung di bawah buah itu sendiri atau pada celah-celah wadahnya sambil mempersiapkan kokon bagi kepompongnya.
e.    Siklus hidupnya berlangsung sekitar 16 sampai dengan 20 hari.
Lalat buah termasuk serangga yang bermetamorfosis sempurna yaitu terdiri dari empat fase pertumbuhan : telur, larva, pupa dan imago (Suputa dkk, 2006b).
a.    Telur
Lalat buah betina meletakkan telur ke dalam buah dengan menusukkan ovipositornya (alat peletak telur). Bekas tusukan itu ditandai adanya noda/titik hitam yang tidak terlalu jelas dan hal ini merupakan gejala awal serangan lalat buah.
b.    Larva
Bentuk dan ukuran larva famili tephritidae umumnya bervariasi, tergantung dari spesies dan ketersediaan zat gizi esensial dalam media makanannya. Larva berwarna putih keruh atau putih kekuningan, berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing.
c.    Pupa
Pupa (kepompong) berbentuk oval, warna kecoklatan, dan panjangnya 5mm. Masa pupa adalah 4-10 hari dan setelah itu keluarlah serangga dewasa (imago) lalat buah.
d.   Imago
Imago lalat buah rata-rata berukuran 0,7  x 0,3mm dan terdiri atas kepala, toraks dada, dan abdomen.
Dalam perkembang biakannya, induk lalat akan menempatkan telur-telurnya pada jaringan buah dalam posisi agak miring, kedua helai benang halusnya itu tetap menjulur keluar. Telur menetas dalam waktu 2 atau 3 hari, larvanya langsung merusak dan memakan jaringan buah. Siklus hidupnya dapat dikatakan demikian singkat, sekitar 14 - 21 hari (Kartasapoetra, 1987).
Di daerah panas sepanjang Tahun semua tingkatan kehidupannya masih bisa ditemukan, mulai dari telur, larva, pupa, hingga lalat. Telur diletakkan di dalam buah sedalam 6 mm di bawah permukaan sebanyak 10 – 15 butir. Pada temperatur 25 – 30oC telur akan menetas dalam waktu lebih kurang 30 – 36 jam. Sesudah menetas, larva (belatung) memakan daging buah. Belatungnya akan makan selama lebih kurang satu minggu, kemudian keluar dari buah. Belatung yang telah dewasa mempunyai kebiasaan melenting dan bisa mencapai jarak 30 cm. Belatung masuk ke dalam tanah sedalam 1 – 5 cm. Selanjutnya, belatung membuat puparium. Setelah 10 hari, pupa menjadi lalat. Lalat betina mulai bertelur setelah berumur 5 – 7 hari. Daur hidup dari telur sampai dewasa yaitu 25 hari. Di daerah dingin daur hidupnya lebih lama (Pracaya, 2009).
5.    Ekologi Lalat Buah.
Lalat buah merupakan hewan yang bersayap, dan berukuran kecil. Maka dari itu pengamatan morfologi hewan ini bisa dengan menggunakan alat bantu seperti LUV. Genus Bactrocera mempunyai banyak species. Species yang paling banyak dan tersebar luas adalah Bactrocera spp.
Biasanya lalat berwarna cerah kuning, coklat, oren, hitam, atau kombinasi dari warna tersebut. Abdomennya terdiri dari 5 ruas. Kepalanya besar dan lebar dengan leher yang sangat kecil. Biasanya sayapnya lebar dengan bercak-bercak hitam. Lalat betina mempunyai ovipositor yang dipergunakan untuk memasukkan telur kedalam buah atau jaringan-jaringan tanaman lunak yang lain. Larvanya langsing dengan panjang sekitar 10 mm. larvanya bias melenting dengan melingkarkan badannya, kemudian meloncat. Larva ini tidak berkaki dan dapat membuat trowongan dalam jaringan tanaman. Selanjutnya, larva menjadi pupa dalam trowongan atau dalam tubuh (Pracaya, 2009).
6.    Gejala Serangan Lalat Buah
Lalat buah betina menusuk kulit buah dengan ovipositornya sehingga buah akan mengeluarkan getah. Getah tersebut menarik perhatian lalat lain untuk datang dan memakan atau bertelur. Tusukan tersebut juga menyebabkan bentuk buah menjadi jelek, berbonjol, dan kadang menyebabkan kerontokan. Selain itu, cendawan pembusukan kadang datang sehingga terjadi perubahan warna dan pembusukan buah. Biasanya dengan datangnya serangga dan cendawan, buah menjadi rusak atau pecah (Pracaya, 2009).
Lalat buah (ordo Diptera, famili Tephritidae), terdiri atas ± 4000 spesies yang terbagi dalam 500 genus. Tephritidae merupakan famili terbesar dari ordo Diptera dan merupakan salah satu famili yang penting karena secara ekonomi sangat merugikan.
Stadium lalat buah yang paling merusak adalah stadium larva, yang pada umumnya berkembang di dalam buah (Suputa dkk, 2006).
Sekitar 35% dari spesies lalat buah menyerang buah-buahan yang berkulit lunak dan tipis, termasuk di dalamnya buah-buahan komersial yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Di samping menyerang buah-buahan yang lunak, sekitar 40% larva lalat buah juga hidup dan berkembang pada bunga famili Asteraceae (=Composite); sedangkan selebihnya hidup pada bunga tanaman famili lainnya atau menjadi pengorok pada daun, batang, atau jaringan akar. Hanya beberapa spesies lalat buah yang diketahui bukan fitopagus (Suputa dkk, 2006b).
Larva ordo ini disebut belatung, serta jentik-jentik, warna belatung putih tidak berkaki, kepalanya kecil, makin ke belakang makin membesar. Biasanya bila terganggu akan melenting. Belatung hidup dalam buah, batang tangkai daun atau sebagai parasit binatang. Biasanya menjadi pupa dalam tanah, tidak di dalam sumber makanan. Sementara jentik-jentik hidup dalam air (Pracaya, 1995).
7.    Identifikasi Jenis Kelamin
Kriteria atau ciri-ciri pada lalat buah  yaitu, tungkai-tungkai sayap, gambaran huruf T berwarna gelap pada daerah tergit ketiga ruas abdomen dan ketotaksis (susunan rambut, bulu terutama dari kepala dan torak) serta ada dan tidaknya struktur rambut halus pada tergit ke tiga ruas abdomen ketiga lalat buah jantan. Melihat ciri-ciri pada daerah abdomen yaitu gambaran huruf  T pada tergit ke tiga pada ruas abdomen lalat buah. Identifikasi yang dilakukan mengacu pada Putra (1997) dengan melihat ciri perbedaan warna pada daerah kepala, torak dan abdomen. Ciri lain yang dijadikan sebagai acuan adalah ada tidaknya dua garis lateral dan satu garis median di daerah skutum pada wilayah sekitar anterior torak (rongga dada) serta ada tidaknya struktur rambut pada tergit ke tiga ruas abdomen ketiga lalat buah jantan.
B.       Hasil Penelitian Yang Relevan
Adapun hasil penelitian yang relevan yaitu :
1.    Jurnal biologi tropis, (2004) : “ Spesies dan Kemelimpahan Lalat Buah Bactrocera (Diptera : Tephritidae) Yang Tertangkap Dengan Perangkap Petrogenol Di Desa Lingsar Lombok Barat “.
Hasil identifikasi pada lalat buah yang tertangkap dengan perangkap petrogenol dalam penelitian ini, didapat 2 spesies lalat buah yaitu Bactrocera dorsalis kompleks Drew dan Hancock dan Bactrocera umbrosa Febricus. Bactrocera dorsalis kompleks Drew memiliki ciri morfologis antara lain torak berwarna hitam, pada bagian dorsal di daerah pinggir torak dekat pangkal sayap terdapat bercak kuning memanjang, abdomennya berwarna coklat bata, pada bagian dorsal terdapat gambaran huruf “T” berwarna hitam. Bactrocera umbrosa Febricus memiliki ciri morfologis antara lain rentang sayap berkisar antara 5,5 – 8,1 mm, pada bagian sayap terdapat 3 pita melintang yang melintasi milai dari pita kostal sampai dengan pinggir belakang sayap, bagian abdomennya berwarna kecoklat-coklatan dengan beberapa pola dan pada tergit ruas ketiga abdomen pada lalat jantan terdapat pekten.
2.    Wahyuni, (2005) : “Perbedaan Antara Jumlah Tetes Metil Eugenol Terhadap Jumlah Tangkapan Lalat Buah Bactrocera Dorsalis di Desa lingsar Lombok Barat “.
Berdasarkan hasil penelitian, jenis lalat buat buah yang tertangkap dengan menggunakan perangkap beratraktan metil euganol adalah lalat buah Bactrocera dorsalis jantan. Ciri-ciri yang membedakan antara lalat buah Bactrocera dorsalis jantan dan Bactrocera dorsalis betina adalah pada ujung abdomen lalat buah jantan tidak terdapat ovipositor, sedangkan lalat buah betina memiliki ovipositor. Ovipositor ini digunakan sebagai alat peletakan telur pada lalat betina.
C.      Kerangka Berpikir
Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu : kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, lalat buah ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada lalat buah, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
Menurut Nugroho (1997), ciri-ciri lalat buah (Bactrocera sp) adalah sebagai berikut:
1.    Lalat buah mempunyai tubuh yang berbuku-buku, baik ruas tubuh utama maupun alat tambahan, misalnya kaki dan antena. Sebagai anggota kelas serangga, lalat buah mempunyai tiga bagian tubuh, yaitu kepala, rongga dada (torak), dan perut (abdomen). Lalat buah juga mempunyai tiga pasang kaki yang muncul pada ruas-ruas toraksnya.
2.    Sebagai anggota ordo Diptera, lalat buah hanya mempunyai dua buah sayap. Sayap yang berkembang adalah sayap bagian depan. Sayap belakang mengecil dan berubah bentuk menjadi alat keseimbangan yang disebut halter. Halter ini berbentuk kepala korek api. Pada permukaannya terdapat bulu-bulu halus yang berfungsi sebagai indera penerima rangsang dari lingkungan, terutama kekuatan aliran udara.
3.    Lalat buah mengalami perubahan bentuk tubuh atau metamorfosis secara sempurna (holometabola). Pada tipe metamorfosis ini, lalat buah akan melalui tahap telur, larva, pupa (kepompong), dan lalat dewasa dalam satu siklus kehidupannya.
4.    Alat mulut tipe lalat buah dewasa bertipe penjilat-penyerap. Apabila dilihat sepintas, bentuknya menyerupai alat penyedot debu, berupa suatu saluran yang bagian ujungnya melebar. Sementara, alat mulut larva lalat buah berupa mandibula yang berbentuk kait berlubang.
Menurut Bagakalie (1992), lalat dewasa memiliki bercak-bercak atau bintik-bintik hiasan berwarna hitam, putih, atau kekuningan pada sayapnya. Sayapnya sendiri transparan. Badannya pada beberapa bagian berwarna hitam, kemerah-merahan, atau kekuning-kuningan. Pada ruas belakang badan terdapat alat peletak telur atau ovipositor sama seperti serangga lain.
Bagaimanakah eksistensinya di dalam lingkungan Indonesia ? Keadaan alam tropis Indonesia memungkinkan berkembangnya aneka biota yang sangat beragam, termasuk tanaman dan serangga. Di Indonesia dapat ditemukan berbagai macam tanaman, baik tanaman pangan, hortikultura maupun tanaman keras (tahunan). Keanekaragaman tersebut mengakibatkan jumlah spesies serangga yang dapat ditemukan di Indonesia sangat banyak. Lalat buah termasuk jenis serangga yang diuntungkan dengan keanekaragaman tanaman (Putra, 1997).
Di Indonesia terdapat empat genus lalat buah, dari dua belas genus yang telah diketahui. Keempat genus tersebut adalah Anastrepha, Bactrocera, Ceratitis dan Rhagoletis. Penelitian yang dilakukan pada tahun 1982, berhasil menemukan 77 spesies dari genus Dacus (Bactrocera) diseluruh Indonesia, yaitu di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara dan Irian yang menyerang berbagai jenis tanaman sayuran dan buah-buahan.
Menurut Widarto (1996) dari semua golongan lalat buah yang teridentifikasi, lalat buah  Bactrocera (dacus) merupakan hama yang merusak buah-buahan di Indonesia. Diantara spesies-spesies Bactrocera, Bactrosera cucurbitae (Coquillett) dan Bactrocera dorsalis Kompleks (Drew & Hancock) merupakan spesies lalat buah yang paling berperan dalam menurunkan nilai ekonomis buah-buahan (Subahar, 1999).
Kehadiran lalat buah pada buah diarahkan oleh adanya suatu variasi bau makanan, warna, rasa dan ukuran buah yang disukai oleh lalat  tertentu. Prokopy et al. (1996) dan Jevremovic (1999) dalam Artayasa dkk (2000) menyatakan bahwa stimulus yang mengarahkan serangan lalat buah adalah bau makanan, kombinasi bau, warna dan ukuran bau. Namun demikian kehadiran dan serangan lalat buah pada buah-buahan dapat di halangi oleh adanya struktur kulit buah yang keras, liat dan tebal sehingga kemungkinan besar menyulitkan serangan lalat buah untuk dapat menusukkan telurnya ke dalam daging buah, seperti dinyatakan oleh Putra (1997) bahwa spesies lalat buah menyerang tanaman inangnya yang mempunyai tekstur permukaan buah yang tidak keras atau lunak.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah  penelitian deskriptif dengan metode survei. Metode survei merupakan pengumpulan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu bersamaan yang berpedoman pada daftar pertanyaan (Singarimbun dan Efendi, 1986).
B.       Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif, yakni data yang diperoleh dari hasil evaluasi. Sedangkan data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi. Dari jenis data yang didapatkan penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan kuantitatif.
C.      Tempat dan Waktu Penelitian
1.    Tempat Penelitian
Buah-buahan semuanya dibeli Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Kota Mataram  dan identifikasi lalat buah dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
2.    Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2011.



D.      Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh buah-buahan yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun 2011.
Buah yang dibeli adalah buah yang sudah rusak . Buah yang sudah dibeli dimasukkan ke dalam toples yang sebelumnya diisi dengan pasir putih kemudian ditutup dengan kain sifon.
E.       Teknik Pengumpulan Data
Sejumlah buah-buahan yang dijual di Pasar Bertais Kota Mataram  dikumpulkan. Jumlah untuk setiap jenis buah-buahan yang dikumpulkan adalah 0,5 kg. Buah-buahan tersebut dimasukkan di dalam toples yang sebelumnya diisi  dengan pasir putih kemudian ditutup dengan kain sifon (untuk setiap toples hanya akan diisi dengan satu jenis buah). Penyimpanannya yang menggunakan media pasir di dalam toples dilakukan dengan pertimbangan agar larva lebih leluasa bergerak dan mudah dalam pengambilan pupa-pupa sewaktu akan dikumpulkan. Penyimpanan buah-buahan di toples tadi berlangsung selama 2 minggu (sampai kira-kira sudah bisa ditemukannya lalat buah  dewasa dalam toples dan pupa di dalam pasir). Tempat penyimpanannya adalah di Laboratorium Biologi IKIP Mataram.
Pemeriksaan setelah dua minggu peletakkan buah untuk memastikan apakah sudah ada lalat buah dewasa maka akan langsung dilakukan identifikasi dengan mengambil semua lalat dewasa tadi dan diamati dengan Mikroskop Binokuler, akan tetapi jika ditemukan adalah pupa yang terbesar di atas dan di bawah permukaan pasir maka seluruh pupa tersebut akan dikumpulkan dengan mengaduk-ngaduk seluruh permukaan pasir sampai sebagian besar pupa yang ada terkumpul. Selanjutnya pupa tersebut dimasukkan ke dalam botol-botol aqua (pupa untuk tiap jenis buah yang dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam botol aqua yang berbeda). Penyimpanan di dalam botol aqua berlangsung sampai fase pupa berakhir atau sudah terlihat lalat buah  dewasa. Sebelumnya botol-botol aqua tersebut sudah diisi dengan gula pasir dan madu sebagai bahan makanan bagi lalat buah  sesudah menetas karena dua jenis bahan tersebut mengandung banyak kandungan karbohidrat dan protein. Lalat buah  dewasa yang muncul dari pupa tadi selanjutnya di amati dan identifikasi melalui mikroskop.
F.       Instrumen Penelitian
Alat yang dugunakan yaitu :
1.    Mikroskop
Mikrosko merupakan suatu alat yang digunakan untuk membantu kegiatan dalam penelitian, untuk mendapatkan data dan digunakan untuk mengidentifikasi spesies lalat buah.
2.    Alat Tulis-menulis
3.    Toples Plastik
4.    Kain Sifon
5.    Botol Aqua
Bahan yang digunakan yaitu :
1.      Pasir putih
2.      Gula pasir
3.      Melk
4.      Buah-buahan yang di beli dari Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun 2011
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Deskripsi Data
Jenis buah-buahan dan sayuran yang diperdagangkan di Pasar Bertais Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun 2011 disajikan pada Tabel 1.
Tabel I :  Jenis Buah-Buahan Yang Diperdagangkan di Pasar Baratais
Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun 2011.

No
Jenis Buah
Nama Lokal
Nama Ilmiah
1
Cabe besar
Capsicum annum
2
Cabe kecil
Capsicum frutescen
3
Pare (paria)
Momordica charantina
4
Salak
Salacca edulis
5
Sawo
Manilkara acras
6
Rambutan
Nephelium lappaceum
7
Nangka
Artocarpus integra
8
Pepaya
Carica papaya
9
Jeruk
Citrus sp.
10
Apel
Malus domestica
11
Nanas
Ananas comosus
12
Jagung
Zea mays
13
Semangka
Citrillus vulgaris
14
Anggur
Vitis vinifera
15
Mangga madu
Mangifera indica
16
Tomat
Lycopersicum esculentum
17
Jambu biji
Psidium guajava
18
Kelapa
Cocos nucifera
19
Pisang
Musa paradisiaca
20
Apel merah
Malus domestica

Berdasarkan Tabel 1 di atas jumlah buah dan sayuran yang diperdagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun 2011 berjumlah 20. Diantara 20 jenis buah dan sayuran yang diperdagangkan di Pasar Bertais Kecamatan Sandubaya, hanya 7 jenis buah yang terinfeksi oleh lalat buah Tephritidae. Ke 7 jenis buah yang diteliti dan spesies lalat buah yang menyerangnya disajikan pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2: Jenis Buah-buahan yang Diteliti dan Spesis Lalat Buah Tephritidae yang Ditemukan Pada Buah Yang Diperdagangkan Di Pasa Bertais Kecamatan Sandubaya  Kota Mataram Tahun 2011.

No
Nama Buah
Spesies Lalat Buah Yang Ditemukan
1
Nangka
Bactrocera carambolae
2
Mangga Madu
Bactrocera papayae
3
Jambu biji
Bactrocera umbrosa
4
Salak
Tidak ditemukan
5
Rambutan
Tidak ditemukan
6
Jeruk
Tidak ditemukan
7
apel
Tidak ditemukan

Diantar 7 buah yang diteliti dan terkena serangan hama lalat buah, hanya 3 jenis buah yang terinfeksi atau terserang lalat buah diantaranya yaitu buah nangka, mangga madu dan jambu biji (Lampiran I dan II). Hal ini diduga lalat buah lebih menyukai pada buah dengan tekstur kulit buah yang lunak dan tipis. Seperti yang dikemukakan oleh Suputa dkk, (2006b) spesies lalat buah menyerang buah-buahan yang berkulit lunak dan tipis, termasuk di dalamnya buah-buahan komersial yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
 Ketiga buah yang terserang oleh lalat buah tersebut setelah diidentifikasi diperoleh tiga spesies yaitu Bactrocera carambolae, Bactrocera papayae dan Bactrocera umbrosa (Gambar 1).

Batrocera umbrosa

Bactrocera carambolae


Bactrocera papayae
(Jantan)
Bactrocera papayae
(Betina)

Gambar I. Spesies lalat buah hasil identifikasi





Batrocera umbrosa

Bactrocera carambolae
Bactrocera papayae

Gambar 2 : Bagian sayap Bactrocera spp
Pada ketiga lalat buah yang ditemukan pada saat penelitian, adapun yang membedakan dari ketiga jenis lalat buah tersebut adalah pada bagian sayap. Bactrocera umbrosa, pada pola kosta dan cubital streak, terdapat 3 buah pola sayap melintang dari kosta menuju ke pinggir sayap bagian posterior; pola sayap melintang I berakhir di ujung vena A1 + CuA2, pola sayap melintang I berakhir di ujung vena CuA3, pola sayap melintang III berakhir di ujung vena M.

Batrocera carambole
Bactrocera
Bactrocera papayae

Gambar 3 : Bagian skutum Bactrocera spp

Pada lalat buah Bactrocera carambole pada bagian skutum terdapat area anteromedial dengan rambut-rambut halus berwarna keperekan; lebar pola kosta sayap sedikit melebihi pada R2+3 kemudian memanjang melewati ujung R2+3 dan R4+5 sampai sekitar ujung sayap; terdapat sebuah spot pada preapical femur kaki depan; terga ruas III-v dengan pola hitam yang sempit.


Batrocera umbrosa
Bactrocera carambolae
Bactrocera papayae

Gambar 4 : Bagian kosta sayap Bactrocera spp
Sedangkan pada lalat buah Bactrocera papayae lebar pola kosta sayap tepat pada R2+3 kemudian memanjang melewati ujung R2+3 dan R4+5 sampai sekitar ujung sayap; panjang aedeagusnya 3.0 mm.
Sedangkan yang membedakan atara lalat buah jantan dan betina yaitu pada bagian abdomen. Lalat buah betina memiliki ovipositor (alat peletak telur) pada bagian abdomen, sedangkan lalat buah jantan tidak memiliki ovopositor.
Langkah-langkah untuk mengidentifikasi lalat buah adalah sebagai berikut :
1.         Pada bagian lateral postrutural vittae paralel atau subparalel.
Jika Pada bagian lateral postrutural vittae paralel atau subparalel itu cocok atau tidak cocok dengan gambar yang ada di buku identifikasi hama lalat buah dengan lalat buah yang diteliti, maka kita akan lanjut ke nomor yeng sudah ada di buku identifikasi hama lalat buah tersebut.
2.         Ceromata pada terga ruas V terlihat jelas berwarna coklat tua sampai hitam.
Pada bagian Ceromata pada terga ruas V terlihat jelas berwarna coklat tua sampai hitam. Apabila lalat buah yang diteliti cocok atau tidak dengan gambar yang ada di buku identifikasi, maka kita akan lanjut ke nomer yang berikutnya, sampai kita bisa menemukan ciri-ciri lalat buah yang ada di buku identifikasi dengan lalat buah yang diteliti.
Keterangan :
Identifikasi lalat buah dewasa menggunakan buku pedoman identifikasi hama lalat buah (Suputa, 2006a).
Berdasarkan tabel 2 diatas dari 7 jenis buah yang diteliti terdapat 3 jenis diantaranya terserang lalat buah Tephritidae. Jenis lalat buah yang terdapat atau yang menyerang 3 jenis buah tersebut adalah Bactrocera carambolae, Bactrocera papayae, dan Bactrocera umbrosa. Fase perkembangan lalat buah pada tahap larva sampai pupa disajikan dalam (lampiran I – III).
Identifikasi semua jenis lalat buah yang ditemukan dilakukan dengan berpedoman pada buku identifikasi hama lalat buah (Suputa, 2006a) dengan mencari persamaan dan perbedaan tiap individu lalat buah yang ditemukan atau dengan mencari kecocokkan semua ciri lalat buah yang tampak dibawah mikroskop binokuler. Identifikasi selanjutnya cukup di pedomani dengan satu buku saja. Hasil pengamatan lalat buah Tephritidae pada fase larva yang ditemukan menyerang beberapa jenis buah dapat dilihat pada (Lampiran I).

B.       Pembahasan
Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa tiga dari tujuh spesies buah yang diteliti terserang atau dihadiri oleh lalat buah, karena lalat buah hanya menyerang buah dengan tekstur kulit buah yang lunak, warna daging buah, dan bau buah, sedangkan pada empat spesies buah lainnya tidak ditemukan adanya kehadiran atau serangan lalat buah, karena memiliki tekstur kulit yang keras, memiliki kulit buah yang tebal, dan bau buah yang kurang harum dan memiliki rambut buah. Ketiga spesies buah yang dihadiri oleh lalat buah Tephritidae adalah buah nangka, mangga, dan jambu biji. Keseluruhan buah yang terserang tersebut adalah merupakan produksi buah lokal atau berasal dari tanaman yang ada di sekitar pulau lombok. Spesies lalat buah yang menyerang tiga jenis buah tersebut adalah Bactrocera carambolae, Bactrocera, papayae, dan Bactrocera umbrosa
Tidak terserangnya buah apel, jeruk, rambutan dan salak oleh lalat buah Tephritidae berkaitan dengan struktur kulit buah mempunyai peranan yang besar dalam menangkal serangan serangga. Hal ini didukung oleh pendapat Putra (1997) bahwa lalat buah menyerang tanaman inang yang mempunyai tekstur kulit yang lunak dan tipis. Buah-buahan yang dengan struktur kulit yang lunak dan tipis umumnya lebih mudah terserang serangga. Misalnya buah mangga, nangka, dan jambu biji. Sedangkan buah dengan struktur kulit yang lebih tebal, keras dan liat lebih tahan atau dapat menangkal serangan serangga lalat buah. Buah-buahan dengan struktur seperti ini terbukti cukup tahan dan tidak terserang sama sekali, seperti terlihat pada 4 spesies buah di atas (apel, jeruk, rambutan dan salak). Buah apel dan salak mempunyai kulit yang keras, sementara jeruk disamping kulitnya cukup tebal, daging buahnya juga dilapisi dengan dinding kamar daging buah yang cukup keras. Disamping struktur kulit yang tebal, kehadiran lalat buah pada buah juga bisa dihalangi oleh struktur rambut panjang dan rapat pada permukaan buah seperti pada buah rambutan.
Lalat buah Bactrocera carambolae ditemukan hanya pada buah nangka.  Hasil yang sama juga ditemukan oleh Artayasa dkk (2000). Namun demikian tidak menutup kemungkinan lalat buah Bactrocera Carambolae dapat menyerang pada inang yang lain, karena menurut Putra (1997) inang dari lalat buah Bactrocera Carambolae adalah beberapa jenis tanaman yang masih dalam famili Cucurbitaceae.
Lalat buah Bactrocera umbrosa juga ditemukan hanya menyerang satu jenis buah yaitu jambu biji. Dengan demikian lalat buah Bactrocera umbrosa pada penelitian ini menunjukkan sifat spesiesnya yaitu menyerang pada satu inang. Tidak tertutup kemungkinan spesies Bactrocera umbrosa juga bisa menyerang buah lain, karena menurut Putra (1997) bahwa inang lalat buah Bactrocera umbrosa adalah, jambu air, belimbing, pepaya, mangga, alpukat, nangka, cabe merah, tomat, kopi, cengkeh, melon dan pisang.
Lalat buah Bactrocera papayae juga ditemukan hanya menyerang satu jenis buah yaitu mangga. Dengan demikian lalat buah Bactrocera papayae pada penelitian ini menunjukkan sifat spesiesnya yaitu menyerang pada satu inang. Buah yang terserang oleh ketiga spesies lalat buah tersebut menunjukkan bahwa ketiga memiliki karaktristik generalis yang mempunyai inang yang lebih dari satu dan lebih luas. Hal ini kemungkinan disebabkan karena ketiga jenis lalat buah tersebut mempunyai kepekaan yang lebih terhadap variasi bau, warna dan ukuran buah. Namun sekali lagi perlu penelitian lebih lanjiut untuk lebih validnya hasil penelitian ini.
Penelitian ini menunjukkan adanya variasi serangan lalat buah pada buah-buahan yang diteliti. Misalnya pada lalat buah Bactrocera carambolae hanya bisa menyerang buah nangk saja, Bactrocera umbrosa hanya menyerang buah jambu biji saja dan Bactrocera papayae hanya menyerang buah mangga. Ini terjadi oleh adanya variasi bau makanan, warna, rasa, dan ukuran buah yang disukai oleh lalat buah tertentu. Hal ini didukung oleh pendapat Suputa dkk (2006a) bahwa stimulus yang mengarahkan serangan lalat buah Tephritidae adalah berkulit lunak dan tipis.














BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa spesies lalat buah yang terdapat pada buah-buahan yang dipedagangkan di Pasar Bertais  Kecamatan Sandubaya Kota Mataram Tahun 2011 adalah Bactrocera Carambolae, Bactrocera Papayae dan Bactrocera Umbrosa. Sedangkan jenis buah-buahan yang terserang ketiga jenis buah Tephritidae tersebut adalah nengka, mangga madu dan jambu biji.
B.       Saran
Pada penelitian ini jumlah buah yang dieliti masih terbatas karena tidak semua buah ditemukan dilapangan. Padahal masih banyak jenis buah yang memiliki potensi untuk dijadikan sebagai inang lalat buah. Karena itu didasarkan kepada penelitian selanjutnya untuk :
1.      Meneliti buah-buahan lain selain buah yang sudah diteliti
2.      Mengambil buah yang masih di pohonnya untuk dijadikan sampel penelitian dan
3.      Mengambil sampel buah pada lokasi yang berbeda-beda.






DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 1999. Taksonomic Status of Bactrocera Carambole Drew and Hancock, http://www.carambolafly/french/biologie.Htm.hal 1-2.[ 23 Febuari 2011]

. 2004. Biologi Tropis. Vol.5, No.2. Mataram: PMIPA FKIP Universitas Mataram.

Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian.  Jakarta: Rineka Cipta.

Artayasa, dkk. 2000. Spesies dan Inang Lalat Buah Pada Buah Yang Diperdagangkan di Pasar Baratais Sweta. Laporan Penelitian. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram.

Bagakalie, M. 1992. Mengatasi Buah Rontok, Busuk, dan berulat. Jakarta: Penebar Swadaya.http://creatures.ifos.ulf.edu/fruit/trofical/oriental-fruit-fly.htm. .[ 23 Febuari 2011]

Kartasapoetra. 1987. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Jakarta: Bima Aksara.

Kusnaedi. 1999. Pengendalian Hama Tanpa Pestisida. Jakarta: Penebar Swadaya. http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasi/wr261044.pdf .[ 23 Febuari 2011]

Michael, P., 1995. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Universitas Mataram, Jakarta.

Nugroho, S.P. 1997. Hama Lalat Buah dan Pengendaliannya. Yogyakarta: Kanisius. http://agustinaajeng.wordpress.com/ .[ 23 Febuari 2011]

Pracaya. 1995. Hama Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Penebar Swadaya.

 . 1999. Hama Penyakit Tanaman. Hlmn: 275-274. ISBN: 9794890987. Bogor: Niaga Swadaya. http://atoms4planthealth.blogspot.com/2009/03/lalat-buah-bactrocera-carambolae-drew.html.[23 Febuari 2011]

 . 2009. Hama dan Penyakit Tanaman. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Putra, N.S, 1997. Hama Lalat Buah dan Pengendaliannya. Yogyakarta : Kanisius.

Santoso. 1994. Teknik Lapangan Ekologi Tumbuhan. Dep√artemen Biologi ITB. Bandung. http://atoms4planthealth.\laporan-praktikumlapang-ektum.html [26 Maret 2011]

Singarimbun. M dan Efendi. S, 1987. Metode Penelitian Survai. Yogyakarta. LP3S.

Subahar, T.T. 1999. Kehadiran Lalat Buah Oriental (Bactrocera dorsalis) Complex (Diptera : Tephritidae) di Pulau Jawa. Makalah disampaikan pada Workshop Ekologi dan Biogeografi Pulau Jawa, Bandung, 10-11 Maret.

Suputa, dkk. 2006a. Pedoman Identifikasi Hama Lalat Buah. Yogyakarta:  Universitas Gadjah Mada.

. 2006b. Pedoman Pengelolaan Hama Lalat Buah: Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.

Widarto. H.T, 1996. Daur Hidup Lalat Buah Bactrocera carambolae (Drew and Hancock) Pada Kondisi Laboratorium. Tugas Akhir. Institut Tekhnologi Bandung.

Yulistiono, H. 2009. Keberadaan Spesies Lalat Buah (Bactrocera spp) Pada Lahan Kering di Kabupaten Lombok Baraat. (Tesis). Mataram: Universitas Mataram.





































Lampiran I : Gambar/Foto Lalat Buah Tephritidae Pada Fase Larva yang
 Ditemukan Menyerang Buah Mangga


 Larva Lalat Buah
Lampiran II : Gambar/Foto Lalat Buah Tephritidae Pada Fase Larva yang
 Ditemukan Menyerang Buah Jambu Biji

   Larva Lalat Buah

 Lampiran IV : Gambar/Foto Lalat Buah Tephritidae Pada Fase Pupa


















Lampiran V :  Gambar/Foto pada Saat Mengidentifikasi Lalat Buah Tephritidae di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram.


Lampiran VI : Gambar/Foto Toples Tempat Meletakkan Buah


Lampiran VII : Gambar/Foto Gelas Plastik Tempat Penaruhan Pupa Lalat Buah








MATERI/BAHAN MODUL


A.  Petunjuk Umum
1.         Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan identifikasi mahasiswa jurusan biologi akan dapat menjelaskan mengenai langkah identifikasi, metode identifikasi (literatur, kunci identifikasi), minimal 80% benar.
2.         Indikator Pencapaian
a.       Mampu mengidentifikasi mahluk hidup
b.      Dapat bekerja sama, bertanggung jawab, belajar mandiri, inisiatif, kreatif, mampu menganalisis dan mensintesis hasil, berani bertanya dan mengemukakan pendapat, menghargai pendapat orang lain
3.         Pokok Bahasan  : Identifikasi
4.         Sub Pokok Bahasan
a.       Langkah identifikasi
b.      Metode identifikasi
B.  Materi Modul
Identifikasi merupakan kegiatan dasar dalam taksonomi. Identifikasi mencakup dua kegiatan, yaitu klasifikasi dan tata nama. Jadi, identifikasi adalah menentukan persamaan dan perbedaan antara dua makhluk hidup, kemudian menentukan apakah keduanya sama atau tidak, baru kemudian memberi nama.
Identifikasi yang kita lakukan adalah membandingkan ciri-ciri pada hewan yang kalian temukan dengan ciri-ciri yang telah ada di pikiran kalian. Jika ciri-ciri hewan yang dilihat tersebut sama dengan ciri-ciri yang ada di otak kalian, baru kalian memberi nama untuk hewan yang baru saja kalian lihat tersebut.
Untuk mengidentifikasi makhluk hidup yang baru saja dikenal, kita memerlukan alat pembanding berupa gambar, realia atau spesimen (awetan hewan), hewan yang sudah diketahui namanya, atau kunci identifikasi. Kunci identifikasi disebut juga kunci determinasi.
Penggunaan kunci determinasi pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus. Namun, sebenarnya Lammarck (1778) juga pernah menggunakan kunci modern untuk identifikasi. Salah satu kunci identifikasi ada yang disusun dengan menggunakan ciri-ciri taksonomi yang saling berlawanan. Tiap langkah dalam kunci tersebut terdiri atas dua alternatif (dua ciri yang saling berlawanan) sehingga disebut kunci dikotomis. Cara menggunakan kunci determinasi antara lain sebagai berikut.
1.    Bacalah dengan teliti kunci determinasi mulai dari permulaan, yaitu Nomor.
2.    Cocokkan ciri-ciri tersebut pada kunci determinasi dengan ciri yang terdapat pada makhluk hidup yang diamati.
3.    Jika ciri-ciri pada kunci tidak sesuai dengan ciri makhluk hidup yang diamati, harus beralih pada pernyataan yang ada di bawahnya dengan nomor yang sesuai.
4.    Jika ciri-ciri yang terdapat pada kunci determinasi sesuai dengan ciri yang dimiliki organisme yang diamati, catatlah nomornya. Lanjutkan pembacaan kunci pada nomor yang sesuai dengan nomor yang tertulis di belakang setiap pernyataan pada kunci.
5.    Jika salah satu pernyataan ada yang cocok atau sesuai dengan makhluk hidup yang diamati, alternatif lainnya akan gugur.
6.    Begitu seterusnya hingga diperoleh nama famili, ordo, kelas, dan divisio atau filum dari makhluk hidup yang diamati.
C.  Evaluasi
Laporan hasil identifikasi dikumpulkan untuk diberikan nilai.






LAPORAN HASIL IDENTIFIKASI
LALAT BUAH
C.      Deskripsi Data
Gmabar 1.1 : Tubuh Lalat Buah Tephritidae yang Ditemukan pada Penelitian








Batrocera umbrosa
Bactrocera carambolae







Bactrocera papayae
(Jantan)
Bactrocera papayae
(Betina)

Yang membedakan dari ketiga jenis lalat buah tersebut adalah pada bagian sayap. Bactrocera umbrosa, pada pola kosta dan cubital streak, terdapat 3 buah pola sayap melintang dari kosta menuju ke pinggir sayap bagian posterior; pola sayap melintang I berakhir di ujung vena A1 + CuA2, pola sayap melintang I berakhir di ujung vena CuA3, pola sayap melintang III berakhir di ujung vena M.
Pada lalat buah Bactrocera carambole pada bagian skutum terdapat area anteromedial dengan rambut-rambut halus berwarna keperekan; lebar pola kosta sayap sedikit melebihi pada R2+3 kemudian memanjang melewati ujung R2+3 dan R4+5 sampai sekitar ujung sayap; terdapat sebuah spot pada preapical femur kaki depan; terga ruas III-v dengan pola hitam yang sempit.
Sedangkan pada lalat buah Bactrocera papayae lebar pola kosta sayap tepat pada R2+3 kemudian memanjang melewati ujung R2+3 dan R4+5 sampai sekitar ujung sayap; panjang aedeagusnya 3.0 mm.
Sedangkan yang membedakan atara lalat buah jantan dan betina yaitu pada bagian abdomen. Lalat buah betina memiliki ovipositor (alat peletak telur) pada bagian abdomen, sedangkan lalat buah jantan tidak memiliki ovopositor.





Jenis buah-buahan yang diperdagangkan di Pasar Baratais Kecamatan Cakranegara Kota Mataram Tahun 2011 di sajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. :  Jenis Buah-Buahan Yang Diperdagangkan di Pasar Baratais
Kecamatan Cakranegara Kota Mataram Tahun 2011.

No
NAMA BUAH
Sebutan lokal
Ilmiah
1
Cabe besar
Capsicum annum
2
Cabe kecil
Capsicum frutescen
3
Pare (paria)
Momordica charantina
4
Salak
Salacca edulis
5
Sawo
Manilkara acras
6
Rambutan
Nephelium lappaceum
7
Nangka
Artocarpus integra
8
Pepaya
Carica papaya
9
Jeruk
Citrus sp.
10
Apel
Malus domestica
11
Nanas
Ananas comosus
12
Jagung
Zea mays
13
Semangka
Citrillus vulgaris
14
Anggur
Vitis vinifera
15
Mangga madu
Mangifera indica
16
Tomat
Lycopersicum esculentum
17
Jambu biji
Psidium guajava
18
Kelapa
Cocos nucifera
19
Pisang
Musa paradisiaca
20
Apel merah
Malus domestica

Berdasarkan tabel 4.1. dari 20 jenis buah yang diperdagangkan, mengandung atau dihadiri lalat buah Tephritidae atau tidak. 7 jenis buah yang diteliti dan spesies lalat buah yang menyerangnya disajikan pada tabel 4.2. (daftar nama buah di sajikan dalam tabel 4.1).


Tabel 4.2. Jenis Buah-buahan yang Diteliti dan Spesis Lalat Buah Tephritidae yang Ditemukan Pada Buah Yang Diperdagangkan Di Pasa Baratais Kecamatan Cakranegara Kota Mataram Tahun 2011.

No
Nama Buah
Berat (kg)
Spesies Lalat Buah Yang Ditemukan
1
Nangka
0,5
Bactrocera carambolae
2
Mangga Madu
0,5
Bactrocera papayae
3
Jambu biji
0,5
Bactrocera umbrosa
4
Salak
0,5
Tidak ditemukan
5
Rambutan
0,5
Tidak ditemukan
6
Jeruk
0,5
Tidak ditemukan
7
apel
0,5
Tidak ditemukan

Sejumlah buah-buahan yang dijual di Pasar Baratais Kota Mataram  dikumpulkan. Jumlah untuk setiap jenis buah-buahan yang dikumpulkan adalah 0,5 kg. Buah-buahan tersebut dimasukkan di dalam toples yang sebelumnya diisi  dengan pasir putih kemudian ditutup dengan kain sifon (untuk setiap toples hanya akan diisi dengan satu jenis buah). Penyimpanannya yang menggunakan media pasir di dalam toples dilakukan dengan pertimbangan agar larva lebih leluasa bergerak dan mudah dalam pengambilan pupa-pupa sewaktu akan dikumpulkan. Penyimpanan buah-buahan di toples tadi berlangsung selama 2 minggu (sampai kira-kira sudah bisa ditemukannya lalat buah  dewasa dalam toples dan pupa di dalam pasir). Tempat penyimpanannya adalah di Laboratorium Biologi IKIP Mataram.
Pemeriksaan setelah dua minggu peletakkan buah untuk memastikan apakah sudah ada lalat buah dewasa maka akan langsung dilakukan identifikasi dengan mengambil semua lalat dewasa tadi dan diamati dengan Mikroskop Binokuler, akan tetapi jika ditemukan adalah pupa yang terbesar di atas dan di bawah permukaan pasir maka seluruh pupa tersebut akan dikumpulkan dengan mengaduk-ngaduk seluruh permukaan pasir sampai sebagian besar pupa yang ada terkumpul. Selanjutnya pupa tersebut dimasukkan ke dalam botol-botol aqua (pupa untuk tiap jenis buah yang dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam botol aqua yang berbeda). Penyimpanan di dalam botol aqua berlangsung sampai fase pupa berakhir atau sudah terlihat lalat buah  dewasa. Sebelumnya botol-botol aqua tersebut sudah diisi dengan gula pasir dan madu sebagai bahan makanan bagi lalat buah  sesudah menetas karena dua jenis bahan tersebut mengandung banyak kandungan karbohidrat dan protein. Lalat buah  dewasa yang muncul dari pupa tadi selanjutnya di amati dan identifikasi melalui mikroskop.
Lalat buah termasuk serangga yang bermetamorfosis sempurna yaitu terdiri dari empat fase pertumbuhan : telur, larva, pupa dan imago (Suputa dkk, 2006b).





Gambar 1.2 : Daur Hidup Lalat Buah

e.    Telur
Lalat buah betina meletakkan telur ke dalam buah dengan menusukkan ovipositornya (alat peletak telur). Bekas tusukan itu ditandai adanya noda/titik hitam yang tidak terlalu jelas dan hal ini merupakan gejala awal serangan lalat buah.
f.     Larva
Gambar 1.3 : Fase Larva Lalat Buah
Bentuk dan ukuran larva famili tephritidae umumnya bervariasi, tergantung dari spesies dan ketersediaan zat gizi esensial dalam media makanannya. Larva berwarna putih keruh atau putih kekuningan, berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva ini hidup dan berkembang dalam daging buah selama 6-9 hari, menyebabkan buah menjadi menjadi busuk, dan biasanya larva jatuh (melenting) ke tanah sebelum larva itu berubah menjadi pupa.
g.    Pupa
Gambar 1.4 : Fase Pupa Lalat Buah
Pupa (kepompong) berbentuk oval, warna kecoklatan, dan panjangnya 5mm. Masa pupa adalah 4-10 hari dan setelah itu keluarlah serangga dewasa (imago) lalat buah.
h.    Imago
Imago lalat buah rata-rata berukuran 0,7  x 0,3mm dan terdiri atas kepala, toraks dada, dan abdomen. Daur hidup lalat buah dari telur sampai dewasa berlangsung 25 hari.
Pada saat melakukan penelitian, lalat buah yang diteliti di taruh di bawah mikroskop binokuler, kemudian dicocokkan lalat buah yang ada di bawah mikroskop dengan buku identifikasi hama lalat buah, jika ciri-ciri lalat buah yang ada di buku identifikasi itu cocok dengan lalat buah yang diteliti, mak kita bisa menentukan jenis spesies lalat buah yang menyerang buah yang di perdagangkan di Pasar Baratais Kecamatan Cakranegara Kota Mataram Tahun 2011.
Langkah-langkah untuk mengidentifikasi lalat buah adalah sebagai berikut :
3.         Pada bagian lateral postrutural vittae paralel atau subparalel.
Jika Pada bagian lateral postrutural vittae paralel atau subparalel itu cocok atau tidak cocok dengan gambar yang ada di buku identifikasi hama lalat buah dengan lalat buah yang diteliti, maka kita akan lanjut ke nomor yeng sudah ada di buku identifikasi hama lalat buah tersebut.
4.         Ceromata pada terga ruas V terlihat jelas berwarna coklat tua sampai hitam.
Pada bagian Ceromata pada terga ruas V terlihat jelas berwarna coklat tua sampai hitam. Apabila lalat buah yang diteliti cocok atau tidak dengan gambar yang ada di buku identifikasi, maka kita akan lanjut ke nomer yang berikutnya, sampai kita bisa menemukan ciri-ciri lalat buah yang ada di buku identifikasi dengan lalat buah yang diteliti.
Keterangan :
Identifikasi lalat buah dewasa menggunakan buku pedoman identifikasi hama lalat buah (Suputa, 2006a).
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dari 7 jenis buah yang diteliti terdapat 3 jenis diantaranya mengandung atau terserang lalat buah Tephritidae. Jenis lalat buah yang terdapat atau yang menyerang 3 jenis buah tersebut adalah Bactrocera carambolae, Bactrocera papayae, dan Bactrocera umbrosa (jumlah individu tiap spesies lalat buah dewasa yang menyerang buah-buahan disajikan dalam 4.1, sedangkan fase perkembangan lalat buah pada tahap larva sampai pupa disajikan dalam gambar 4.3 – 4.4.
Identifikasi semua jenis lalat buah yang ditemukan dilakukan dengan berpedoman pada buku identifikasi hama lalat buah (Suputa, 2006a) dengan mencari persamaan dan perbedaan tiap individu lalat buah yang ditemukan atau dengan mencari kecocokkan semua ciri lalat buah yang tampak dibawah mikroskop binokuler. Identifikasi selanjutnya cukup di pedomani dengan satu buku saja (hasil pengamatan lalat buah Tephritidae pada fase larva yang ditemukan menyerang beberapa jenis buah dapat dilihat pada gambar 4.3).
D.      Pembahasan
Hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa tiga dari tujuh spesies buah yang diteliti terserang atau dihadiri oleh lalat buah, karena lalat buah hanya menyerang buah dengan tekstur kulit buah yang lunak, warna daging buah, dan bau buah, sedangkan pada empat spesies buah lainnya tidak ditemukan adanya kehadiran atau serangan lalat buah, karena memiliki tekstur kulit yang keras, memiliki kulit buah yang tebal, dan bau buah yang kurang harum dan memiliki rambut buah. Ketiga spesies buah yang dihadiri oleh lalat buah Tephritidae adalah buah nangka, mangga, dan jambu biji. Keseluruhan buah yang terserang tersebut adalah merupakan produksi buah lokal atau berasal dari tanaman yang ada di sekitar pulau lombok. Spesies lalat buah yang menyerang tiga jenis buah tersebut adalah Bactrocera carambolae, Bactrocera, papayae, dan Bactrocera umbrosa (gambar tubuh yang membedakan tiap spesies lalat buah tersebut disajikan pada gambar 1.1).
Tidak terserangnya buah apel, jeruk, rambutan dan salak oleh lalat buah Tephritidae berkaitan dengan struktur kulit buah mempunyai peranan yang besar dalam menangkal serangan serangga, hal ini diperkuat oleh Putra (1997) bahwa lalat buah menyerang tanaman inang yang mempunyai tekstur kulit yang lunak dan tipis. Buah-buahan yang dengan struktur kulit yang lunak dan tipis umumnya lebih mudah terserang serangga. Misalnya buah mangga, nangka, dan jambu biji. Sedangkan buah dengan struktur kulit yang lebih tebal, keras dan liat lebih tahan atau dapat menangkal serangan serangga lalat buah. Buah-buahan dengan struktur seperti ini terbukti cukup tahan dan tidak terserang sama sekali, seperti terlihat pada 4 spesies buah di atas (apel, jeruk, rambutan dan salak). Buah apel dan salak mempunyai kulit yang keras, sementara jeruk disamping kulitnya cukup tebal, daging buahnya juga dilapisi dengan dinding kamar daging buah yang cukup keras. Disamping struktur kulit yang tebal, kehadiran lalat buah pada buah juga bisa dihalangi oleh struktur rambut panjang dan rapat pada permukaan buah seperti pada buah rambutan.
Lalat buah Bactrocera carambolae ditemukan hanya pada buah nangka.  Hasil yang sama juga ditemukan oleh Artayasa dkk (2000). Namun demikian tidak menutup kemungkinan lalat buah Bactrocera Carambolae dapat menyerang pada inang yang lain, karena menurut putra (1997) inang dari lalat buah Bactrocera Carambolae adalah beberapa jenis tanaman yang masih dalam famili Cucurbitaceae.
Lalat buah Bactrocera umbrosa juga ditemukan hanya menyerang satu jenis buah yaitu jambu biji. Dengan demikian lalat buah Bactrocera umbrosa pada penelitian ini menunjukkan sifat spesiesnya yaitu menyerang pada satu inang. Tidak tertutup kemungkinan spesies Bactrocera umbrosa juga bisa menyerang buah lain, karena menurut Putra (1997) bahwa inang lalat buah Bactrocera umbrosa adalah, jambu air, belimbing, pepaya, mangga, alpukat, nangka, cabe merah, tomat, kopi, cengkeh, melon dan pisang.
Lalat buah Bactrocera papayae juga ditemukan hanya menyerang satu jenis buah yaitu mangga. Dengan demikian lalat buah Bactrocera papayae pada penelitian ini menunjukkan sifat spesiesnya yaitu menyerang pada satu inang. Buah yang terserang oleh ketiga spesies lalat buah tersebut menunjukkan bahwa ketiga memiliki karaktristik generalis yang mempunyai inang yang lebih dari satu dan lebih luas. Hal ini kemungkinan disebabkan karena ketiga jenis lalat buah tersebut mempunyai kepekaan yang lebih terhadap variasi bau, warna dan ukuran buah. Namun sekali lagi perlu penelitian lebih lanjiut untuk lebih validnya hasil penelitian ini.
Penelitian ini menunjukkan adanya variasi serangan lalat buah pada buah-buahan yang diteliti. Misalnya pada lalat buah Bactrocera carambolae hanya bisa menyerang buah nangk saja, Bactrocera umbrosa hanya menyerang buah jambu biji saja dan Bactrocera papayae hanya menyerang buah mangga. Ini terjadi oleh adanya variasi bau makanan, warna, rasa, dan ukuran buah yang disukai oleh lalat buah tertentu. Hal ini diperkuat oleh Suputa dkk (2006a) bahwa stimulus yang mengarahkan serangan lalat buah Tephritidae adalah berkulit lunak dan tipis.

























DAFTAR PUSTAKA


Putra, N.S, 1997. Hama Lalat Buah dan Pengendaliannya. Yogyakarta : Kanisius.

Suputa, dkk. 2006a. Pedoman Identifikasi Hama Lalat Buah. Yogyakarta:  Universitas Gadjah Mada.

. 2006b. Pedoman Pengelolaan Hama Lalat Buah: Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.

Yulistiono, H. 2009. Keberadaan Spesies Lalat Buah (Bactrocera spp) Pada Lahan Kering di Kabupaten Lombok Baraat. (Tesis). Mataram: Universitas Mataram.



1 komentar:

  1. bisa konsultasi lewat telp gk?
    soal lalat buah pada apel, q petani apel dari kota malang

    BalasHapus